Sumedang, ( Kamis 17 Oktober 2024)- Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM) Regional Bandung yang berada di bawah naungan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) secara resmi menutup Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) Angkatan III dan IV pada Kamis, 17 Oktober 2024, di Aula Gunung Gede, Jatinangor, Sumedang. Acara ini menandai selesainya perjalanan pelatihan bagi para pejabat administrator yang diharapkan menjadi pemimpin masa depan dengan kemampuan manajerial unggul, etika kepamongan yang kokoh, serta kemampuan beradaptasi dalam menghadapi tantangan global.
Kegiatan ini dihadiri oleh sejumlah pejabat dari instansi pengirim peserta atau perwakilannya. Kehadiran mereka menandakan pentingnya dukungan lintas daerah dalam peningkatan kapasitas kepemimpinan pemerintahan.
Pelatihan yang berlangsung selama hampir empat bulan ini diselenggarakan dengan menggunakan metode blended learning, yaitu kombinasi antara pelatihan daring dan tatap muka. Metode ini, selain menjawab tantangan modernisasi pelatihan, juga memastikan bahwa peserta dapat memanfaatkan teknologi terkini dalam proses pembelajaran. Program ini dimulai pada 26 Juni 2024 dan diikuti oleh 80 peserta yang terbagi dalam dua angkatan. Angkatan III terdiri dari 40 peserta, demikian juga Angkatan IV.
Metode yang diterapkan mengacu pada model 70:20:10, di mana 70% dari pembelajaran berlangsung di tempat kerja, 20% diperoleh melalui jaringan relasi dan feedback, serta 10% dari pelatihan formal. Konsep ini diakui secara global sebagai salah satu pendekatan efektif dalam pengembangan kompetensi kepemimpinan. Para peserta diharapkan tidak hanya mendapatkan teori, tetapi juga menerapkan pengetahuan tersebut dalam lingkungan kerja mereka masing-masing.
Kepala PPSDM Regional Bandung mewakili Kepala BPSDM Kemendagri, Indra Maulana Syamsul Arief, dalam sambutannya menyampaikan bahwa pelatihan ini diharapkan mampu menghasilkan pemimpin pemerintahan yang memiliki kapasitas manajerial kuat dan mampu bekerja sama lintas sektor. Menurutnya, seorang pemimpin tidak hanya dituntut untuk menguasai kemampuan teknis, tetapi juga harus memiliki kecakapan dalam mengelola sumber daya manusia, membangun relasi yang baik, serta menginspirasi bawahannya untuk mencapai tujuan bersama.
“Pemimpin yang baik bukan hanya yang mampu mengarahkan, tetapi juga yang mampu menggerakkan seluruh elemen dalam organisasi untuk berkolaborasi secara efektif,” ujar Indra. Ia juga menekankan pentingnya para peserta untuk menguasai empat kompetensi utama, yaitu kompetensi manajerial, kompetensi teknis, kompetensi sosial-kultural, dan kompetensi pemerintahan. Kompetensi ini diibaratkan sebagai dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan dan saling melengkapi dalam menciptakan pemimpin yang berkualitas.
Setelah melalui serangkaian pembelajaran, termasuk self-learning, e-learning, dan tatap muka, para peserta juga diberikan kesempatan untuk melaksanakan studi lapangan di Pemerintah Kabupaten Sleman sebagai bagian dari pembelajaran berbasis kinerja. Di sana, mereka mempelajari praktik terbaik dalam penyelenggaraan pelayanan publik dan tata kelola pemerintahan yang efektif. Para peserta juga menyusun rencana aksi perubahan yang kemudian dipresentasikan dalam seminar sebagai bagian dari evaluasi akhir.
Dalam sambutannya, Indra Maulana Syamsul Arief juga menyinggung tantangan yang akan dihadapi oleh para pemimpin pemerintahan di masa depan. Ia menyebut bahwa globalisasi, perubahan demografi, serta konvergensi teknologi akan menjadi tantangan besar yang harus dihadapi oleh para pemimpin. Oleh karena itu, penting bagi para peserta untuk tidak hanya berinovasi, tetapi juga mampu menerapkan inovasi tersebut sesuai dengan konteks kewenangan pemerintahan yang jelas.
“Tantangan terbesar yang kita hadapi saat ini adalah bagaimana menjaga keseimbangan antara modernisasi pemerintahan dengan nilai-nilai kepamongan yang menjadi jiwa pelayanan publik. Tanpa pemahaman yang mendalam tentang ini, pemerintahan hanya akan menjadi mesin pelayanan tanpa sisi kemanusiaan,” jelasnya.
Selain itu, Indra juga mengajak para peserta untuk mempersiapkan diri menghadapi dinamika politik di Indonesia yang semakin kompleks, terutama menjelang pemilihan kepala daerah secara serentak. Menurutnya, tantangan demokrasi ini harus dijawab dengan kepemimpinan yang kuat, berintegritas, serta mampu menjaga kepercayaan publik.
Acara penutupan ditandai dengan penyerahan sertifikat kelulusan kepada para peserta. Sertifikat ini menjadi bukti atas usaha dan dedikasi mereka dalam menyelesaikan seluruh rangkaian pelatihan. Dalam kesempatan tersebut, Kepala PPSDM Regional Bandung pada BPSDM Kemendagri juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada seluruh panitia penyelenggara yang telah bekerja keras memastikan pelatihan ini berjalan lancar.
Indra berharap agar seluruh peserta dapat mengimplementasikan ilmu dan pengalaman yang telah diperoleh selama pelatihan ke dalam tugas sehari-hari mereka di pemerintahan. Ia menekankan pentingnya menjadi pemimpin yang tidak hanya fokus pada pencapaian kinerja, tetapi juga mampu membangun budaya kerja yang sehat, adaptif, dan berorientasi pada pelayanan masyarakat.
"Semoga setelah pelatihan ini, para peserta dapat membawa perubahan nyata di lingkungan kerja mereka, menciptakan birokrasi yang lebih responsif, inovatif, dan mampu bersaing secara global," tutupnya.
Penutupan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan III dan IV ini diharapkan menjadi awal baru bagi para peserta untuk mengemban tugas-tugas pemerintahan dengan lebih baik, serta menghadapi tantangan global dengan penuh kesiapan dan inovasi?.
Post Date : 17 October 2024 | Create By : pipk