Menakar Efektifitas Pembelajaran e-Learning pada Pelatihan ASN
Pandemi virus corona yang melanda negeri ini telah membuat banyak perubahan dalam segala lini kehidupan, termasuk diantaranya proses pembelajaran pada berbagai pelatihan. Transformasi ini menimbulkan konsekuensi di berbagai bidang, salah satunya adalah dieliminasinya pembelajaran klasikal tatap muka yang tergantikan oleh berbagai aplikasi video conference, baik itu zoom, google meet maupun yang lainnya. Beberapa pihak merasa terbantu oleh konsep e- learning ini utamanya dalam menghubungkan nara sumber dengan peserta pembelajaran tanpa perlu khawatir dengan jarak diantara mereka.
Eksistensi model pembelajaran berbasis video conference membuat audiensi tatap muka menjadi efektif tanpa kehilangan substansi materi yang ingin disampaikan. Hanya saja, tantangan bagi pihak penyelenggara adanya ketersediaan jaringan internet yang stabil, demikian pula atensi dan asistensi operator yang mumpuni. Kendala dari peserta yang di luar kota dengan jaringan yang kurang stabil dapat diminimalisir dengan intervensi melalui bantuan berupa kuota bagi peserta pelatihan di tempat terpencil dan jaringan listrik yang belum memadai. Ada baiknya pula untuk menggunggah bahan referensi ataupun materi pembelajaran sebelumnya guna memberikan waktu kepada peserta pelatihan untuk langsung “in” ketika kamera telah “on”. Pelatihan melalui model tersebut juga terbukti mengasah keaktifan dan kemandirian siswa, sehingga konsep student-centered learning dapat diimplementasikan. Namun, disisi lain, model ini juga dirasa kurang dalam substansi kompetensi manajerial, miskin dalam sentuhan etika, serta mendegradasi peran fasilitator dalam mengasah kompetensi sosiokultural peserta pelatihan. Dalam hal ini, komunikasi antara fasilitator dengan peserta pelatihan menjadi elemen yang dominan. E-learning berbasis video conference ini juga memudahkan dalam mengulang kembali materi yang dirasa belum dipahami secara optimal oleh peserta, karena dapat memunculkan fitur recording pada proses pembelajaran. Di lain pihak, aplikasi Zoom memiliki keterbatasan dengan fitur gratis tetapi hanya berdurasi 45 menit saja, sementara melalui VCon waktunya tidak terbatas hanya saja perlu biaya ekstra bagi penyelenggara untuk membeli lisensi penggunaannya.
Akhirnya, pemilihan media bagi pembelajaran e-Learning ini dikembalikan kepada penyelenggara dengan tetap memperhatikan efisensi serta efektifitas penggunaannya, termasuk kondisi peserta sebagai obyek pembelajaran. Memang, pembelajaran e-learning melalui video conference ini tidak digaransi untuk efektif, tetapi di tengah situasi pandemi seperti saat ini, tidak ada salahnya untuk dicoba, bukan?
By
Teguh Solih SW., S.Pd., MPA.
Widyaiswara Ahli Pertama
PPSDM Kemendagri Regional Bandung
Post Date : 20 May 2020 | Create By : pipk