Frasa demokrasi di Indonesia begitu susah payah untuk ditemukan bersama. Proses transisi menuju demokrasi dapat menggambarkan itu. Dalam deskripsi perpolitikan Indoensia masa-masa reformasi dengan kejatuhan kekuasaan neopatrimonial Soeharto samapai sekarang memetakan beberapa indikator betapa kurangsiapnya negara bangsa ini menemukan bentuk demokrasi yang dikatakan sebagai sebuah bentuk ideal pemerintahan modern. Jalan menuju demokrasi memerlukan prasyarat yang harus dipenuhi: pemerintahan yang mau menjalankan agenda transisis, kedewasaan partai politik, bersatunya elite politik menjadi oposisi yang kuat, tentu saja daya dorong massa mahasiswa sipil yang terkondisi dan tentu saja daya dorong massa mahasiswa yang tidak boleh kehabisan energi. Prakondisi demikian tidak dipunyai bangsa ini akibat polarisasi ideologi. Gagalnya prakondisi menggambarkan lemahnya pendidikan politik era Orde Baru, sehingga jalan menuju demokrasi di Indonesia terseok-seok.
Buku ini melukiskan secara mendalam dengan didukung abstraksi teoretik yang punya daya eksplanasi secara komparatif terhadap transissi menuju demokrasi Indonesia yang diawali jatuhnya Soeharto. Melalui pendekatan konjungtural, karya ini merekam sejarah perjalanan gerakan demokrasi di Indonesia sejak zaman Orde Baru serta membuat karya ini menegaskan bahwa (replacement) oleh protes sosial. Sayangnya, pergantian dari Soeharto ke Habibie bukanlah (replacement) dan transisi yang sempurna, yang kemudian menyumbangkan kesulitan konsolidasi demokrasi.
