Pemilu pada tahun 1955 dianggap sebagai pemilu yang paling fair. Sebaliknya, pada masa orde baru ,pelaksanaan Pemilu direkayasa menjadi "pesta demokrasi rakyat". Hasilnya pemilu tidak lebih dari hura hura politik untuk memilih pemimpin yang itu itu saja.Belajar dari sejarah, maka dirumuskanlah amandemen dalam undang-undang 1945 dan Undang undang pemilu mengenai pelaksanaan pemilu yang berazaskan kejujuran,keadilan,kebebasan dan kerahasiaan. Untuk itu kerjasama segenap bangsa Indonesia, khususnya Panwaslu, Polisi, Kejaksaan merupakan kunci keberhasilan Pemilu 2004 ini. Buku ini tidak hanya menguraikan tata cara pelaksanaan pemilu, aturan aturannya, penegakkan hukum atas penyimpangan pemilu, hal hal yang berhubungan dengan panitya pengawas dan konsestan pemilu,momentum pelaksanaannya mulai dari pendaftaran peserta pemilu,verifikasi,kampanye,sampai pemilihan presiden dan wakil presiden,namun lebih jauh lagi buku ini merupakan retrospeksi dari sejarah "gelap" pelaksanaan pemilu masa lalu. Seluruh bangsa Indonesia bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pemilu. Oleh karena itu, menjadi kewajiban bagi kita semua untuk menjaga integritas moral bangsa ini melalui pelaksanaan pemilu yang jujur, adil, bebas,rahasia. Buku yang berjudul mengawasi pemilu mengawal Demokrasi dapat menjadi 'Teman' pendamping kita semua dalam melakukan pengawasan pelaksanaan pemilu.
